Makalah Tsunami Lengkap
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah PLH tentang “TSUNAMI” ini kami susun untuk memenuhi tugas
kelompok mata pelajaran PLH. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus
ikhlas kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pembimbing
dalam pembuatan makalah ini, serta teman-teman yang telah memberikan bantuan
dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan
dalam penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga
makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………........ i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 1
3. Tujuan…………………………………………………………………..... 1
4. Manfaat Penulisan……………………………………………………...... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Tsunami…………………………………………………….... 2
2. Penyebab Terjadinya Tsunami………………………………………….. 3
3. Menghadapi Tsunami…………………………………………………..... 5
4. Historis Tsunami………………………………………………………...... 8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………..... 10
2. Saran…………………………………………………………………........ 10
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………........ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagian besar dari
bumi adalah samudra atau lautan yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh
makhluk hidup di bumi, diantara pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang
lainnya pasti dikelilingi oleh air. Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu
geologi dan oceanografis tentang samudra dan laut dianggap sangat vital guna
kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini
masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai
bencana alam yang ditimbulkan oleh gelombang pasang laut yang besar atau
tsunami dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
ruang lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya
jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha
Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan
kita yang sangat terbatas ini.
B. Rumusan
Masalah
1)
Apa tsunami itu?
2)
Bagaimana terjadinya tsunami?
3)
Bagaimana dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami?
C. Tujuan
1)
Mendeskripsikan apa tsunami itu.
2)
Mendeskripsikan terjadinya tsunami.
3)
Mendeskripsikan dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami.
D. Manfaat
Penulisan
Agar kita mengetahui lebih dalam karakteristik dan
mekanisme tsunami serta persiapan untuk menghadapi tsunami baik dalam tahap
waspada, persiapan, saat terjadi, dan setelah tsunami terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tsunami
Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu =
pelabuhan, Nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di
pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan badan air atau gelombang laut
yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut
terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba(Pond and Pickard,
1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995).
Perubahan permukaan
laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor
di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan
500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang
tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami
bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak negatif yang
diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani
bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa
bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih
sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai
“gelombang laut seismik”.
Beberapa
kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai
yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya
beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai
daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami.
Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi
Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah
di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman
tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang
membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang
akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami
mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.
B. Penyebab
Tsunami
1. Skema
terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi
jika terjadinya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air atau
ombak raksasa, letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh
ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada
kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba,
yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang terjadi, yang
kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai
pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat
merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami
hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.
Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai
dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi
juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang
terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan
gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara
tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika
ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.
2. Penyebab
terjadinya tsunami
Ada beberapa penyebab
yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Faktor penyebab terjadinya tsunami
itu adalah:
Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun
demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa
bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi
dengan kriteria sebagai berikut
·
Gempa bumi yang
terjadi di dasar laut.
·
Pusat gempa kurang
dari 30 km dari permukaan laut.
·
Magnitudo gempa lebih
besar dari 6,0 SR
·
Jenis pensesaran
gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).
Letusan gunung
berapi, letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik.
Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung
Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara
Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda
Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di
wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus
mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi
akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini
mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran
bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.
Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang berukuran
besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
3. Rambatan Tsunami
Kecepatan
rambat gelombang tsunami berbeda-beda,
tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami
mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang
namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini
sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam,
namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya
banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya
tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan
menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan olehtsunami.
4. Tanda-tanda
akan terjadi Tsunami
Tanda-tanda akan
datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
1)
Air laut yang surut secara tiba-tiba.
2)
Bau asin yang sangat menyengat.
3)
Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangatkeras.
C. Menghadapi Tsunami
1. Persiapan
Menghadapi Tsunami
1. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko
Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat
kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan
dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
2. Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan
Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting
mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
3. Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu
tempat yang mudah dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
4. Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk
pengungsian.
5. Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
6. Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan
pengungsian.
1. Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak
yang berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami.
2. Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating
tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
dengan segera.
3. Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang
tsunami,atau mengikuti rute dan tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi
kerusakan pada tempat Anda berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah
yang mudah dan ringan dibawa.
5. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal
pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk
pergi bersama-sama.
6. Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir
kendaraan, cepat keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.
·
Waspada Tsunami
·
Persiapan Menghadapi
Tsunami
·
Ketika Terjadi
Tsunami
·
Setelah Terjadi
Tsunami
1. Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena
air mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
2. Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan
bantuan P3K dan panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali
yang luka serius.
3. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan
untuk kembali ke rumah tidak memungkinkan.
4.
Pastikan keadaan
sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali
ke rumah.Bilakeadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah
tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
2. Cara
penanggulangan Tsunami
Adapun cara yang
dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan
pengumpulan jenazah.
4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan
resuplay serta pendistribusian
logistik yang diperlukan.
logistik yang diperlukan.
5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar
daerah atau kota.
6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing
dan lumpur.
7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan
bencana dan gunakan pula dengan
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil
society.
3. Upaya
Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami
Sebesar apapun bahaya
tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam
ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
1. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan
gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut
terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan
tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
2. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di
tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan
mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
3. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali,
jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan
menerjang.
4. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan
pertolongan pertama pada korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada
guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar
laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
5. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di
tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan
mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
6. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali,
jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan
menerjang.
7. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan
pertolongan pertama pada korban.
D. Historis Tsunami
·
1 November 1755,
setelah gempa bumi kolosal menghancurkan Lisbon, Portugal dan pegunungan di
Eropa, orang menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu. Namun Tsunami
akhirnya menyusul. Peristiwa mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh
lebih dari 60 ribu orang.
·
27 Agustus 1883,
letusan gunung Krakatau memicu terjadinya tsunami yang menenggelamkan 36 ribu orang
Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian barat dan utara Sumatera. Kekuatan
gelombang mendorong 600 ton blok terumbu karang menuju tepi pantai bersama
dengan arus tsunami yang besar.
·
15 Juni 1896,
gelombang setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi menyapu pantai timur
Jepang. Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.
·
1 April 1946, tsunami
April Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di Alaska, membunuh 159 orang, dan
kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.
·
9 Juli 1958, diingat
sebagai tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa modern, Gempa di Teluk
Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang awalnya dipicu oleh gempa bumi
berskala 8,3 skala richter. Gelombang sangat tinggi, tetapi karena wilayah
tersebut relatif terisolasi dan kondisi geologinya unik maka tsunami tidak
menyebabkan banyak kerusakan. Tapi hanya menenggelamkan satu perahu dan
membunuh dua orang
·
22 Mei 1960, salah
satu gempa besar yang tercatat manusia terjadi di Chile sebesar 8,6 skala
richter, menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile dalam waktu kurang
dari 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter membunuh 1500 orang di Chile
dan Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.
·
27 Maret 1964,
dikenal sebagai gempa bumi Good Friday Alaska, dengan kekuatan sekitar 8,4
skala richter menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam tsunami di Valdez
Inlet dengan ketinggian 6,7 meter, membunuh lebih dari 120 orang.Sepuluh orang
yang menjadi korban di kota Crescent, di utara California, yang sempat
menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter
·
23 Agustus 1976,
sebuah tsunami di barat daya Filipina membunuh 8 ribu korban jiwa akibat gempa
bumi yang terjadi 30 menit setelah adanya gempa.
·
17 Juli 1998, sebuah
gempa berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan tsunami di Papua Nugini yang
membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.
·
26 Desember 2004,
gempa kolosal dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter setinggi 3,5 meter
mengguncang Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa, sebagian besar karena
tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa Sumatera-Andaman dan tsunami
yang terjadi kemudian dikenal sebagai tsunami lautan Hindia. Gelombang yang
terjadi menimpa banyak belahan dunia lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.
·
2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau
Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari
selatan kota Ciamis
·
2010 – 26 Oktober, Kepulauan Mentawai,
Indonesia,yang meluluh-lantahkan sebagian besar kepulauan Mentawai dan memakan
banyak korban jiwa.
Tabel
Kejadian Tsunami Yang Signifikan di Indonesia
|
||||
No.
|
Tahun
|
Tempat
|
Magnituda
|
Korban
|
1.
|
1883
|
G.Krakatau
|
–
|
36.000
|
2.
|
1833
|
Sumbar, Bengkulu,
Lampung
|
8,8
|
Tak tercatat
|
3.
|
1938
|
Kep. Kai – Banda
|
8,5
|
Tak tercatat
|
4.
|
1967
|
Tinambung
|
–
|
58
|
5.
|
1968
|
Tambu, Sulteng
|
6
|
200
|
6.
|
1977
|
Sumbawa
|
6,1
|
161
|
7.
|
1992
|
Flores
|
6,8
|
2.080
|
8.
|
1994
|
Banyuwangi
|
7,2
|
377
|
9.
|
1996
|
Toli – toli
|
7
|
9
|
10.
|
1996
|
Biak
|
8,2
|
166
|
11.
|
2000
|
Banggai
|
7,3
|
50
|
12.
|
2004
|
Nanggroe Aceh
Darussalam
|
9
|
250.000
|
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian makalah
di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa
bumi , tanah longsor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.
2. Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan
yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti
letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,
90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
3. Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan
parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya
upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat
terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
B. Saran
Untuk mengantisipasi
datangnya tsunami yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan dengan tepat
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
1. Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi
tentang bahaya tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi
tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.
2. Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan
aman jika terjadi tsunami.
3. Menyediakan persediaan makanan dan air minum untuk
keperluan darurat dan pengungsian.
4. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi)
barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian seperti perlengkapan
P3K atau obat-obatan..
DAFTAR PUSTAKA
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda