MAKALAH KEBUDAYAAN BETAWI - JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karna atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah
ini.tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah
ini dengan baik, shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita Muhammad SAW.
Makalah ini disususn agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang “Kebudayaan Adat Betawi”, yang kami sajikan dalam pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami degan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang pada diri kami maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kebudayaan Adat Betawi”
yang sangat dekat sekali dalam kehidupan masyarakat sekitar. Untuk itu kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahan tentang salah satu
kebudayaan di indonesia yang hampir sebagian orang melupakannya
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadikan
masyarakat yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Penghantar................................................................................................. i
Daftar Isi
........................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
............................................................................................ 1
a. Latar
belakang
.................................................................................. 1
b. Rumusan
Masalah
............................................................................. 1
c. Tujuan
Penulisan
.............................................................................. 2
Bab II Pembahasan
............................................................................................ 3
a. Sejarah
Asal Usul Betawi
................................................................. 3
b. Upacara
Pernikahan
........................................................................... 5
c. Rumah
adat
....................................................................................... 6
d. Makanan
Khas Betawi ....................................................................... 7
e. Perilaku
dan Sifat Suku Betawi ......................................................... 7
f. Kepercayaan
Suku Betawi ................................................................ 8
g. Seni
dan Kebudayaan Suku Betawi ................................................... 9
h. Bahasa
Suku Betawi
........................................................................... 10
i. Mata
Pencarian .................................................................................. 10
Bab III Penutup
................................................................................................... 11
a. Kesimpulan
........................................................................................
11
b. Saran ................................................................................................... 11
b. Saran ................................................................................................... 11
Bab IV Lampiran ........................................................................................... 12
a. Poin
Wawancara ....................................................................... ...... 12
b. Daftar
Pustaka........................................................................... ...... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh
tuhan sebagai makhluk sosial dan berbudaya, hal ini dapat kita lihat dari
perkembanganmanusia yang ditandai dengan adanya peradaban -peradaban yang ada
serta budaya yang sudah terbentu.manusia mendiami suatu wilayah yang berbeda.
Hal ini membuat adat istiadat, kebudayaan, dan keperibadian setiap manusia
suatu wilayah berbeda satu dengan yang lainnya. Namun dapat dibedakan secara
garis besar terdapat pembagian tiga wilayah, yaitu: barat, timur tengah, dan
timur.
Indonesia adalah termaksuk ke dalam bangsa timur, yang
dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa timur telah dikenal
oleh dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah
lain sangan menyukai orang timur dikarenakan keperibadian orang timur yang
tidak individualitas dan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya.
Menurut Solo Soemarjan menjelaskan bahwa yang dimaksud
masyarakat adalah manusia yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.dengan
demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Sebaliknya tidak
ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendahulunya. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
untuk melakukan berbagai kegiatan bagi kepentingan bersama atau sebagian besar
hidupnya berada dalam kehidupan budaya.
Suku Betawi berasal dari hasil kawin antar etnis dan
bangsa di masa lalu secara biologis. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan
suku asli yang menghuni di Jakarta dan Bahasa Melayu Kreol adalah bahasa yang
digunakannya, dan juga kebudayaan melayunya adalah kebudayaannya. Kata Betawi
sebenarnya dari kata “Batavia”, yaitu nama kuno Jakarta yang pernah diberikan
oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara struktur, proses dan
pertumbuhan sosial suku Betawi mulai dari sejarah, bahasa, kepercayaan, profesi
prilaku, wilayah, seni dan budaya
B. RUMUSAN MASALAH
Dari untaian kata diatas, kami ingin menjelaskan kepada masyarakat mengenai
batasan dan rumusan masalah dalam beberapa point penting:
1. Bagaimana sejarah asal usul suku Betawi
2. Bagaimana upacara pernikahan dari Suku Betawi
3. Apakah rumah adat betawi
4. Apa saja makanan khas betawi
5. Bagaimana perilaku dan sifat dari Suku Betawi
6. Apa saja kepercayaan Suku Betawi
7. Apa saja seni dan kebudayaan Suku Betawi
8. Apa bahasa yang dipaka Suku Betawi
9. Bagaimana mata pencarian Suku Betawi
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah kami ini adalah untuk
mengetahui secara mendalami dan mengetahui sejarah dari Suku Betawi dari segala
aspeknya. Adapun manfaat dari penulisan kami ini yaitu agar dapat menambah
pengetahuan tentang proses dan pertumbuhan sosial Suku betawi
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH ASAL USUL SUKU BETAWI
Ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang sejarah
suku Betawi, yaitu :
1. Pendapat pertama
1. Pendapat pertama
Pendapat pertama mengatakan bahwa Suku Betawi berasal
dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu yang didatangkan oleh
Belanda ke Batavia. Sehingga etnis betawi disebut sebagai pendatang baru di
Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok seperti
orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.
2. Pendapat kedua
Pendapat kedua menurut sejarawan Sagiman MD etnis
Betawi telah mendiami Jakarta dan sekitarnya sejak zaman batu baru atau pada
zaman Neoliticum. Ia berpendapat bahwa penduduk asli Betawi adalah penduduk
Nusa Jawa sebagaimana orang Sunda, Jawa, dan Madura.
Pendapat tersebut juga dipertegas dengan Uka Tjandarasasmita yang mengeluarkan monografinya "Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan Pajajaran (1977)". Dalam monografinya mengungkapkan bahwa Penduduk Asli Jakarta telah ada pada sekitar tahun 3500 – 3000 SM.
Pendapat tersebut juga dipertegas dengan Uka Tjandarasasmita yang mengeluarkan monografinya "Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan Pajajaran (1977)". Dalam monografinya mengungkapkan bahwa Penduduk Asli Jakarta telah ada pada sekitar tahun 3500 – 3000 SM.
3. Pendapat ketiga
Lance Castles yang pernah melakukan penelitian tentang
Penduduk Jakarta dimana Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun 1967 oleh
Cornell University yang mengatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku sebagai
orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan
berbagai kelompok etnis yang ada di Indonesia (Sunda, Melayu, Jawa, Bali,
Bugis, Makassar,dan Ambon) maupun dari luar seperti Arab, India, Tionghoa dan
Eropa.
Penelitian yang dilakukan Lance Castles tersebut menitik beratkan pada empat sketsa sejarah yaitu:
Penelitian yang dilakukan Lance Castles tersebut menitik beratkan pada empat sketsa sejarah yaitu:
1. Daghregister, yaitu catatan
harian tahun 1673 yang dibuat Belanda yang berdiam di
dalam kota benteng Batavia.
2.
Catatan Thomas Stanford
Raffles dalam History of Java pada tahun 1815.
3. Catatan penduduk pada Encyclopaedia
van Nederlandsch Indie tahun 1893
4. Sensus penduduk yang dibuat
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930.
Etimologi Betawi
Menurut para ahli dan sejarahwan asal mula kata Betawi
mengacu pada pendapat berikut:
1. Pitawi (bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang terbuka.
1. Pitawi (bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang terbuka.
2. Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata "Betawi" digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
3. Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau.
Kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. "Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan"
Sehinga Kata "Betawi" bukanlah berasal dari kata "Batavia" (nama lama kota Jakarta pada masa Hindia Belanda), dikarenakan nama Batavia lebih merujuk kepada wilayah asal nenek moyang orang Belanda.
B. UPACARA PERNIKAHAN SUKU BETAWI
Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih
dahulu harus dilakukan rangkaian pra-akad nikah yang terdiri dari:
1. Masa
dipiare
2. Acara
mandiin calon pengantin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad nikah.
3. Acara
tangas atau acara kum
4. Acara ngerik
atau malem pacar.
Setelah rangkaian tersebut dilaksanakan, tibalah pada
pelaksanaan akad nikah. Calon tuan mantu berangkat menuju rumah calon none
mantu dengan membawa rombongan yang biasa disebut rudat. Mempelai pria dan
keluarganya mendatangi kediaman mempelai wanita dengan menggunakan andong atau
delman hias. Kedatangan mempelai pria dan keluarga tersebut ditandai dengan
petasan sebagai sambutan atas kedatangan mereka. Sedangkan barang yang dibawa
pada akad nikah tersebut antara lain:
1. sirih
nanas lamaran
2. sirih
nanas hiasan
3. mas
kawin
4. miniatur
masjid yang berisi uang belanja
5. sepasang
roti buaya
6. sie
atau kotak berornamen Cina untuk tempat sayur dan telor asin
7. jung
atau perahu cina yang menggambarkan arungan bahtera rumah tangga
8. hadiah
pelengkap
9. kue
penganten
10. kekudang
artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none
calon mantu sejak kecil sampai dewasa
Pada prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh
sembarangan memasuki kediaman mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki
jagoan-jagoan untuk bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang
Pintu”. Pada prosesi tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan jagoan
wanita, kemudian ditandai pertandingan silat serta dilantunkan tembang Zike
atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Semua itu merupakan syarat di mana akhirnya
mempelai pria diperbolehkan masuk untuk menemui orang tua mempelai wanita.
Pada saat akad nikah, mempelai wanita Betawi memakai
baju kurung dengan teratai dan selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita
dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan
sepasang burung Hong. Kemudian pada dahi mempelai wanita diberi tanda merah
berupa bulan sabit yang menandakan bahwa ia masih gadis saat menikah.
Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain
sarung plakat, hem, jas, serta kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab
yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, baju gamis, dan selendang yang
memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie berari harapan agar rumah
tangga selalu rukun dan damai.
Setelah upacara pemberian seserahan dan akad nikah,
mempelai pria membuka cadar yang menutupi wajah pengantin wanita untuk
memastikan apakah benar pengantin tersebut adalah dambaan hatinya atau wanita
pilihannya. Kemudian mempelai wanita mencium tangan mempelai pria. Selanjutnya,
kedua mempelai diperbolehkan duduk bersanding di pelaminan (puade). Pada saat inilah
dimulai rangkaian acara yang dikenal dengan acara kebesaran. Adapun upacara
tersebut ditandai dengan tarian kembang Jakarta untuk menghibur kedua mempelai,
lalu disusul dengan pembacaan doa yang berisi wejangan untuk kedua mempelai dan
keluarga kedua belah pihak yang tengah berbahagia.
Menariknya dalam adat betawi, setelah pasangan
memepelai resmi berstatus suami dan istri, mereka tidak langsung bisa melakukan
hubungan badan. Aturannya ialah sang istri harus jual mahal terhadap ajakan
suami untuk melakukan hubungan intim, sehingga sang suami harus melwati ‘malem
negor’, yakni merayu sampai sang istri luluh hatinya dan mau diajak masuk
kamar. Tak hanya dengan sekadar kata-kata, ‘uang tegor’ pun menjadi bagian dari
bujuk rayu sang suami.
C. RUMAH ADAT BETAWI
Rumah adat Betawi adalah Rumah Kebaya
Rumah Bapang atau sering disebut rumah kebaya. Ciri khas rumah ini adalah teras rumahnya yang
luas disanalah ruang tamu dan bale tempat santai pemilik rumah berada, semi
terbuka hanya di batasi pagar setinggi 80 cm dan biasanya lantainya lebih
tinggi dari permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di semen
paling banyak 3 anak tangga. Depan dan sekeliling rumah adalah halaman rumah
yang luas baru pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan
terbuat dari kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah kotak (
dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah Bapang terdiri dari ruang
tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi,
dapur dan teras extra luas.
D. MAKANAN KHAS SUKU BETAWI
1. kerak telor
2. Nasi uduk
3. Nasi ulam
4. Ketupat sayur/lontong sayur
5. Gado-gado
6. Ketoprak
7. Semur jengkol
8. Laksa betawi
9. Pindang bandeng
10. Soto betawi
11. Sototangkar
E. PERILAKU SUKU BETAWI
Nilai-nilai kebetawian yang mengakar dalam kehidupan
masyarakat Betawi melahirkan karakter yang tegas dan sabar pada diri orang
Betawi. Walaupun hidup dalam kesusahan, orang Betawi tidak akan menjual
keyakinan mereka. Sesuatu yang telah mereka anut sejak kecil tidak akan mudah
pudar begitu saja hanya karena kesusahan atau iming-iming harta-benda.
Kehidupan bagi orang Betawi adalah sebuah perjuangan dan kerja keras yang terus
berlanjut hingga kematian tiba. Oleh karena itu, karakter pantang menyerah dan
selalu mencari jalan keluar adalah ciri dari orang betawi asli. Dalam mengatasi
masalah hidup menjadi kekuatan tersendiri masyarakat Betawi. Karakter ini juga
melahirkan sifat berani menghadapi tantangan apa pun pada diri orang Betawi
selama mereka meyakini apa yang mereka pilih itu benar. Gambaran lain orang
Betawi adalah sebuah penggambaran watak seorang manusia yang menghargai
kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran dan keterbukaan dalam masyarakat Betawi
merupakan hal yang sangat esensial dan tampak dalam keseharian mereka, seperti
terlihat dalam komunikasi mereka sehari-hari. Kejujuran masyarakat Betawi ini
terlihat menonjol pada pola komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang
ditemui kata-kata untuk memperhalus maksud pembicaraan. Jika mereka mengatakan
Hitam, maka akan dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan
atau dikurang-kurangi. Keterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa
toleransi yang tinggi mereka terhadap kaum pendatang. Hal ini sudah terjadi
sejak beratus-ratus tahun yang lalu hingga kini. Keterbukaan ini pun membuat
kebudayaan Betawi menjadi semakin semarak dengan masuknya unsur-unsur budaya
kaum pendatang yang berasimilasi dengan kebudayaan Betawi sendiri. Keterbukaan
ini membuat masyarakat Betawi tidak menutup diri terhadap kemajuan dan
perkembangan kebudayaan dunia. Akan tetapi, tentunya hal ini bukan berarti
mereka menerima begitu saja kebudayaan yang dibawa para pendatang itu. Mereka
juga mengkritisi kebudayaan itu sebelum mereka terima dalam keseharian mereka.
Keterbukaan dan kejujuran masyarakat Betawi dalam keseharian ini pun melahirkan
sikap orang Betawi humoris. Hal ini mungkin terjadi untuk menghindari
pertengkaran karena sikap terbuka dan jujur mereka yang mungkin akan melukai
hati orang lain. Dengan humor setidaknya sikap jujur mereka terhadap perbuatan
seseorang yang buruk hanya akan ditanggapi main-main atau hanya bercanda oleh
orang itu, walaupun maksudnya menyindir perbuatan orang itu. Kelucuan
masyarakat Betawi umumnya juga terjadi karena keluguan dan kepolosan sikap
mereka terhadap situasi yang mereka hadapi. Bahkan jika kita memperhatikan
dunia hiburan saat ini, kita bisa mendapati jika model lawakan masyarakat
Betawi banyak dimanfaatkan para komedian Indonesia, misalnya bentuk lawakan
yang mengajak penontot terlibat seperti pada lenong yang dibawakan oleh Bolot,
Malih dan teman-teman yang lainnya. Hal ini bukan hanya karena masyarakat
Betawi memiliki sense of humor yang tinggi, tetapi juga karena model humor
masyarakat Betawi hadir karena kejujuran mereka, bukan dibuat-buat. Selain itu,
model humor Betawi juga mengajak penonton untuk aktif dan terlibat langsung
dalam pertunjukkan mereka, seperti terlihat pada pertunjukkan lenong. Hal lain
yang juga menunjukkan gambaran orang Betawi adalah rasa cinta mereka terhadap
bangsa dan negara.
F. KEPERCAYAAN SUKU BETAWI
Di samping kepercayaan
terhadap agama yang begitu kuat, kelompok-kelompok kecil dalam masyarakat
Betawi masih mempercayai segala hal yang bersikap gaib atau supranatural.
Adapun beberapa hal yang masih diyakini oleh kelompok-kelompok kecil dalam
masyarakat Betawi tersebut diantaranya adalah ; Kepercayaan akan dewa-dewa
jahat, kepercayaan akan makhluk halus baik maupun jahat dan kekuatan-kekuatan
lain yang diluar logika. Oleh sebab itu ada beberapa ritual seringkali
dilakukan kelompok-kelompok kecil masyarakat Betawi ini guna menjaga hubungan
antara manusia dengan makhluk –makhluk gaib diantaranya adalah dengan menggelar
berbagai upacara atau persembahan.[2]
Kepercayaan akan kekuatan gaib
juga bisa ditemui oleh masyarakat Betawi yang menempati beberapa wilayah
seperti di Kampung Baru Kelapa Dua Wetan, Pondok Ranggon, Pasar Rebo, yang
mempercayai bahwa setiap bayi yang dilahirkan selalu didampingi dengan empat
saudara kandungnya yang tidak bisa dilihat dengan mata. Empat saudara kandung
masing-masing dinamai ; Mbok Tutuban, Nyai Gumelar, Urihi dan tali ari-ari
sebagai saudara yang keempat yang disebut Gebleghi. Tali ari-ari ini kemudian dikubur
dan rohnya menjadi penjaga dan pelindung saudaranya yang hidup.
Demi menghormati keempat
saudara ini maka dalam berbagai kesempatan, kelompok-kelompok tertentu dalam
komunitas Betawi kerap member sesajen untuk menghormati keempat saudaranya.
Sesajen tersebut dinamakan ancak dan dipasang di empat penjuru pekarangan rumah
ketika sedang menggelar hajatan seperti pesta perkawinan dan khitanan.
Dalam upacara tradisional juga
sering dibacakan mantra-mantra yang dikenal sebagai ‘ Empat Papat Kelima Pancer
’ Empat papat berarti empat hal atau manusia hidup harus memperhatikan empat
hal yang ada di sekelilingnya maksudnya empat hal yang ada di penjuru angin
termasuk utara, selatan, barat dan timur. Kelima pancer maksudnya adalah kelima
pusat, dari atas kebawah atau sebaliknya. Kelima Pancer merupakan pencerminan
hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai penciptanya. Empat papat kelima
Pancer berarti pola hubungan manusia dengan sesame secara horizontal dan pola
hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal.
G. SENI DAN KEBDAYAAN BETAWI
Suku Betawi memiliki kesenian
dan kebudayaan yang beragam. Dan berikut kesenian dan kebudayaan dari
masyarakat betawi
1. Rumah adat = rumah kebaya
2. Pakaian adat = untuk laki
laki adalah baju koko, celana batik,kain pelekat
Atau
pun sarung yang diikat di leher serta peci yang
Yang
digunakan sedangkan wanita menggunakan baju
Kurung
lengan pendek atau kebaya
Untuk
pakaian pernikahan laki-laki memakai jubah dan
Penutup
kepala sedangkan wanita memakai blus berwrna
Cerah
dan bawahnya menggunakan rok atau yang disebut
Kun
yang berwarna gelap dengan model duyung
3. seni tari = tari topeng.dan
Tari cokek betawi
4. musik = gambang keromong dan tanjidor
5. bela diri = pencak silat, bela diri ini dimainkan
oleh dua orang laki-laki
Dengan
menggunakan baju koko, ikat pnggang khas betawi
Serta
peci
6.kesenian = ondel-ondel dan lenong
G. BAHASA SUKU BETAWI
Bahasa Betawi atau Melayu
Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew)
adalah sebuah bahasa yang
merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka
yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi.
Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan,
yaitu Jakarta.
Bahasa Betawi adalah
bahasa kreol (Siregar,
2005) yang didasarkan pada bahasa
Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali,
bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab,
serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis.
Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada
masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling
sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku
yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada
beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan
awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa
Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/
pada beberapa dialek lokal.
F. MATA PENCARIAN MASYRAKAT
BATAWI
masyarakat Betawi asli kebanyakan mencari nafkah dari
hasil bertani dan berkebun. Hasil tani atau hasil kebun kemudian mereka jual
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara untuk masyarakat Betawi
yang menekuni perkerjaan sebagai petani, mereka akan menanam beberapa jenis
tanaman seperti buah-buahan dan bunga. Buah-buahan yang mereka tanam bisa
berupa; salak, duku, durian, nangka dan melinjo. Sedangkan untuk jenis tanaman
bunga, mereka akan menanam bunga anggrek dan tanaman hias lainnya.
Selain bertani, masyarakat Betawi, juga sebagian ada yang terjun di dunia
dagang diantaranya adalah dengan membuka warung atau berkeliling menjajakan
makanan-makanan khas betawi seperti asinan, tape uli, kerak telor, nasi uduk,
laksa, dodol, gado-gado, sayur asam dan lain sebagainya. Pada umumnya
masyarakat Betawi sekarang hidup mapan dan kecukupan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari
kami di atas, maka kami telah menyimpulkan bahwa kesenian dan kebudayaan Suku
Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta dan memiliki jenis musik seperti
Gambang Keromong, Tanjidor. Menggukan bahasa dengan 2 dialek. Dari bidang seni
teater terdapat lenong. Kemudian terdapat cerita rakyat serta Ondel-ondel
sebagai pertunjukan khasnya. Ini membuktikan bahwa tiap daerah yang ada di
Indonesia memiliki budaya daerah masing-masing.
B. SARAN
Kita sebagai masyarakat
indonesia yang memiliki banyak seni budaya dari berbagai wilayah harus bisa
menjaga kelestariannya. Upaya dalam menjaga kelestariannya bukan hanya dari
pemerintah saja tapi peran masyarakat dalam menjaga seni budaya sangat di
butuhkan agar seni budaya dapat terjaga kelestariannya. Dan kami sangat mengharapkan apapapun yang dilakukan
oleh Pemerintah demi upaya modernisasi Jakarta tetap memperhatikan aspek
kelangsungan dan kearifan Budaya Betawi.
BAB IV
Lampiran
a. Poin
Poin Wawancara
1. menurut
Anda, apa yang anda ketahui tentang suku Betawi?
2. Apa
yang menjadi ciri khas suku Betawi?
3. Pada
umumnya masyarakat betawi berprofesi sebagai apa?
4. Perilaku
dan sifat orang Betawi?
5. Tanggapan
Anda mengenai terpinggirnya masyarakat Betawi oleh moderernisasi
Jakarta?
DAFTAR PUSTAKA
Label: betawi, Jakarta, makalah jakarta, makalah kebudayaan betawi, makalah kebudayaan betawi jakarta, makalah kebudayaan jakarta
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda