Naskah Debat Beserta Moderator
Naskah Debat: Masih Efektifkah Ujian Nasional
Tema : Ujian Nasional
Judul : Masih
Efektifkah Ujian Nasional
Moderator :
Selamat siang, topic debat kali ini adalah
tentang Ujian Nasional diindonesia tapi dalam kesempatan kita hari ini akan
membahas mengenai penting tidakah ujian nasionla diadakan ? Ya baik, kita sudah
bersama 6 orang yang akan berkometar mengenai masalah ini, ya baik menurut anda
mas nunung apakah anda setuju dengan adanya ujian nasional ?
Perdebatan
Peserta 1
Ya setuju, Bagi saya bagaimanapun juga
standar mutu pendidikan haruslah tetap ada. UN boleh tetap ada namun ada
pekerjaan rumah bagi kita semua (pemerintah, sekolah, orangtua, murid dan
lingkungan) untuk turut mendukung pendidikan bangsa kita. Siswa untuk lebih
meningkatkan belajarnya. Guru lebih baik dalam mengajar, mungkin metode yang
digunakan selama ini belum cukup baik. Pemerintah juga lebih baik. Orangtua
juga harus memberi dukungan yang lebih baik.
Peserta 2
Saya tidak sependapat dengan pernyataan
mas nunung, karena dalam kenyataannya pelaksanaaan UN setiap tahun selalu
mengalami kecatatan dan hasil nilai UN tidak menjamin keberhasilan suatu
pendidikan, Apa hasil UN juga berlaku untuk siswa lulusan Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional (RSBI)? Tidak kan? Meski nggak lulus UN, mereka masih
bisa mendaftar kuliah di luar negeri.
Moderator : Baik kepada saudara wardianto
apakah anda sependapat dengan mas imam kalau nilai ujian tidak menjamin
keberhasilan suatu pendidikan?
Peserta 3
Un itu penting, dengan
adanya un yg memiliki cut of point sebagai standart kelulusan sebuah institusi
pendidikan dalam hal ini adalah sekolah, guru, siswa, orang tua siswa akan
berusaha supaya mereka mampu mencapai standart kelulusan tersebut. Hal ini akan
menjaga kualitas standart pendidikan di indonesia. Bayangkan saja jika tidak
ada un sebagai standart kelulusan maka institusi tidak akan memiliki motivasi
untuk meningkatkan standart pendidikan. Selain itu manfaat lain dengan adanya
un adalah sebagai berikut:
1.
Penetapan mutu satuan dan atau program
pendidikan di seluruh Indonesia,
2.
Seleksi masuk jenjang pendidikan yang
lebih tinggi atau berikutnya,
3.
Pertimbangan penentuan kelulusan peserta
didik dari satuan dan atau program
pendidikan,
4.
Pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan dan atau program
pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai tingkat
kelulusan tertentu, dan
5.
Perbaikan sarana dan prasarana untuk guru,
laboratorium, perpustakaan,
tenaga kependidikan dan keperluan sekolah lainnya.
Peserta 4
apa yang disampaikan oleh wardi adalah hal
yang sangat ideal dan hanya bisa dikerjakan di sekolah-sekolah di perkotaan
dengan sumber daya yang memadai. Apakah adil menggunakan un sebagai standart
kelulusan pada institusi pendidikan yang ada di daerah-daerah terpencil dengan
sumber daya minim. Masih adilkah menggunakan un sebagai standart kelulusan
dimana pada faktanya terjadi kesenjangan sumber daya antara institusi
pendidikan di kota dan di daerah.
Peserta 5
Saya sangat menyesalkan pemikiran
teman-teman semua tentang kontroversi un terutama yang berfikir untuk
menghapusakan un. kenapa? Sekali lagi saya tekankan un sangat penting sebagai
standart kelulusan. Untuk menjaga Kualitas suatu sistem, selalu wajib diperlukan
suatu standart termasuk sistem pendidikan, jika tidak ada standart kelulusan
tersebut maka suatu sistem tidak akan terjaga kualitasnya. Saya sadar bahwa
pelaksanaan un memang banyak kekurangan namun, solusinya adalah bukan
menghapuskannya tetapi, dengan meningkatkan kualitas un itu sendiri, baik dari
segi jenis soal, teknik pelaksanaan, pengawasan, dan lain-lain sehingga pada
akhirnya jenis ujian nasional yang diterapkan di Indonesia mampu menilai semua
aspek pembelajaran siswa seperti kognitif, afektif, psikomotornya. Itu tugas
kita bersama.
Peserta 6
Saja hampir setuju dengan pendapat anda
namun pada prakteknya, seideal apapun jenis un yang diterapkan dengan nilai cut
off point yang ditetapkan sebagai standart pendidikan tetap meliliki
kelemahan-kelemahan yang sangat signifikan. Salah satu contoh kelemahan un yang
paling dominan adalah Proses belajar mengajar disekolah tereduksi menjadi
sekadar ‘teaching to the test’ atau mengajar apa yang diteskan dalam UN semata
(Kesuma, 2001, hal 8). Sehingga solusi yang paling baik adalah meniadakan un
dan menggantinya dengan standart kelulusan yang baru. Standart kelulusan
tersebut tidak mungkin diterapkan secara nasional karena ketidakmerataan sumber
daya yang ada. Akan lebih baik standart keulusan tersebut menjadi bersifat
regional. Kemudian standart kelulusan yang baru tersebut tidak bersifat
“ujian”, sehingga tidak akan ada lagi proses pembelajaran yang bersifat
teaching to the test. Proses pembelajaran akan bersifat lebih terbuka. Sehingga
memotivasi kreatifitas siswa.
Moderator (penutup dan kesimpulan ) : ya
baik, mari kita akhiri debat kita kali ini, kami sepenuhnya memberi kebebasan
kepada hadirin untuk menentukan mana yang benar, dan tidak lupa juga saya
ucapkan banyak terimakasih kepada dua belah pihak yang sudah datang dalam acara
ini, jika ada salh kata kami mohon maaf, selamat siang
Sumber : http://maswardiyanto.blogspot.co.id/2014/01/naskah-debat-masih-efektifkah-ujian.html
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda