Minggu, 14 Agustus 2011

ARTI CINTA

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti
“CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab: “CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala
bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan,
tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab: “CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, 
kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, 
atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan".

Api menjawab: “CINTA adalah panas yang membakar segala, ia
memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya,
makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab: “CINTA adalah hembusan yang menebar sayang
tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu
inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab: “CINTA adalah luasan tanpa batas. 
Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, 
atau derita kelam yang kelabu."

Matahari menjawab: “CINTA adalah hidup untuk memberi energi
kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”

Pohon menjawab: “CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia
tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar
batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”

Gunung menjawab: “CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa
itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan
meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.

” Lalu, Aku bertanya pada CINTA: “Wahai CINTA, apakah
sebenarnya arti dirimu??

” CINTA menjawab: “CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya,
meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau
meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. 
Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. 
Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. 
Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengan-Nya, bahkan jika
engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan
tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya."

Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, 
yang engkau hidup untuk-Nyadan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati
untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya
sebagai budak, sebagai hamba.”

Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang
tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada- Nya. 
Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat- Nya. 
Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, 
engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

Label:

Sabtu, 13 Agustus 2011

Aku Tahu Bahwa Aku Tak Tahu Diri

Aku tau.. Kalau aku tak tau diri..
Aku tahu…………bahwa dunia ini fana, tapi aku mengejarnya

Aku tahu bahwa menuju akhirat adalah perjalanan yang panjang, tapi aku tidak mempersiapkan bekal

Aku tahu bahwa neraka itu benar-benar ada, tapi aku berusaha menjauhinya Aku tahu bahwa surga itu mahal harganya, tapi aku beramal asal-asalan

Aku tahu bahwa ‘adzab ALLAH itu pedih, tapi aku masih berbuat dosa

Aku tahu bahwa Allah Maha Mengabulkan do’a, tapi aku meminta kepada manusia

Aku tahu bahwa Allah Maha Adil, tapi aku membalas kedhaliman manusia

Aku tahu bahwa harta itu bisa membaut hisabku diakhirat menjadi lama, tapi aku mnegumpulkannya

Aku tahu bahwa waktu adalah nafas yang tiada kembali, tapi aku berbuat sia-sia

Aku tahu bahwa Al- Qur’an itu kelak bisa menjadi hujjah bagiku ( membelaku ) dan bisa menjadi hujjah atasku ( mendebatku ) tapi aku tidak cemas akan hal itu

Aku tahu bahwa do’a orang yang terdholimi itu tanpa hijab dengan Allah, tapi aku suka menyakiti saudaraku

Aku tahu bahwa kenikmatandunia bisa jadi istidraj, tapi aku tidak khawatir tentangnya

Aku tahu bahwa penyakit itu menghapus dosa-dosa, tapi aku membencinya

Aku tahu bahwa cobaan itu meningkatkan iman, tapi aku mengeluh tentangnya

Aku tahu bahwa istri/ suami adalah manusia, tapi aku menuntutnya sempurna

Aku tahu bahwa setan itu musuh yang ingin mengajakku ke neraka, tapi aku menuruti bisikannya

Aku tahu bahwa ajal datang tiba-tiba, tapi aku selalu menunda persiapan.
Aku tahu…. Kalau aku tak tahu diri..!

HUKUM BERJILBAB

 JILBAB MUSLIMAH

1. Meliputi Seluruh Badan Selain Yang Dikecualikan

Syarat ini terdapat dalam firman Allah dalam surat An-Nuur : 31 berbunyi : “Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami  mereka (mertua) atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara  mereka (kakak dan adiknya) atau putra- putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka (=keponakan) atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.”

Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 59 berbunyi : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min : “Hendaklah mereka mengulurkann
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah  dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya : “Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi, kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.”

Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian  bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan
dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan.” 

2. Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan 

Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An- Nuur ayat 31 berbunyi :“Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan, perhiasan mereka.” Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum laki- laki melirikkan pandangan kepadanya."
 Hal ini dikuatkan oleh firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33 : “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.”

Juga berdasarkan sabda Nabi : “Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang
meninggalkan jamaah dan mendurhakai imamnya serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj.
Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Dikeluarkan Al-Hakim 1/119 dan disepakati Adz-Dzahabi; Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al- Mufrad; At-Thabrani dalam Al-Kabir; Al- Baihaqi dalam As-Syuaib).

Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat mengundang syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

3. Kainnya HarusTebal (Tidak Tipis)

Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali harus tebal. Jika tipis, maka hanya akan semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda : “Pada akhir umatku nanti akan ada wanita- wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk.” Di dalam hadits lain terdapat tambahan : “Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian
dan sekian.” (At-Thabrani dalam Al-Mujam As- Shaghir hal. 232; Hadits lain tersebut dikeluarkan oleh Muslim dari riwayat Abu Hurairah. Lihat Al- HAdits As-Shahihah no. 1326).

Ibnu Abdil Barr berkata : Yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang. (dikutip oleh
As-Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik III/103).

Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsannya Umar bin Al-Khattab ,pernah memakai baju Qubthiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata : Jangan kamu pakaikan baju ini untuk istri- istrimu !. Seseorang kemudian bertanya : Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidk melihatnya sebagai
pakaian yang tipis ! Maka Umar menjawab : Sekalipun tidak tipis,namun ia mensifati (menggambarkan lekuk
tubuh). (Riwayat Al- Baihaqi II/234-235; Muslim binAl-Bitthin dari Ani Shalih dari Umar).Atsar di atas menunjukkan bahwa pakaian yang tipis atau yang mensifati dan menggambarkan lekuk- lekuk tubuh adalah dilarang. Yang tipis (transparan) itu lebih parah daripada yang menggambarkan lekuk tubuh (tapi tebal).
Olehbkarena itu Aisyah pernah berkata : “Yang namanya khimar adalah yang dapat menyembunyikan kulit
dan rambut.”

4. Harus Longgar (Tidak Ketat) Sehingga Tidak Dapat Menggambarkan Sesuatu Dari Tubuhnya.

Usamah bin Zaid pernah berkata : Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku.
Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?” Aku menjawab : Aku
pakaiakan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al- Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan).

Aisyah r.a pernah berkata : Seorang wanita dalam shalat harus mengenakan tiga pakaian : Baju, jilbab dan khimar. Adalah Aisyah pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab dengannya.
(Ibnu Sad VIII/71).

Pendapat yang senada juga dikatakan oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus
mengenakan seluruh pakainnya : Baju, khimar dan milhafah (mantel). (Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf II:26/1).Ini semua juga menguatkan pendapat yang kami pegangi mengenai wajibnya menyatukan antara khimar dan jilbab bagi kaum wanita jika keluar rumah.

5. Tidak Diberi Wewangian Atau Parfum 

Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata : Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (An-Nasai II/283; Abu Daud II/192; At- Tirmidzi IV/17; Ahmad IV/100, Ibnu Khuzaimah III/91; Ibnu Hibban 1474; Al- Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz- Dzahabi).

Dari Zainab Ats- Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian (kaum
wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu Awanahdalam kedua kitab Shahih-nya; Ash- Shabus Sunan dn lainnya).

Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata : Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang memakai bakhur
(wewangian yang berasal dari pengasapan), maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya yang akhir.” (ibid) Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah : Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya
dan bau wewangian menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata : Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena
sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi
menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-Baihaqi III/133; Al-Mundziri III/94).

Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. 

6. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki 

Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria, baik
dalam hal pakaian maupun lainnya.Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria (Abu Daud II/182; Ibnu Majah I/588; Ahmad II/325; Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi). Dari Abdullah bin Amru yang berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri
 dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.” (Ahmad II/199-200; Abu Nuaim dalam Al-Hilyah III/321)

Dari Ibnu Abbas yang berkata : Nabi melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita- wanitaan dan kaum
wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda : “Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan dan Umar juga mengeluarkan si fulan.” Dalam lafadz lain : “Rasulullah melaknat
kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupakan diri
dengan kaum pria.” (Al- Bukhari X/273-274; Abu Daud II/182,305; Ad-Darimy II/280-281; Ahmad no. 1982,2066,2123,2263,3391,3060, 3151 dan 4358; At-Tirmidzi IV/16-17; Ibnu Majah V/189;
At-Thayalisi no. 2679).

7. Tidak Menyerupai Pakaian Wanita-Wanita Kafir

Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh
(menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakain khas mereka. Dalilnya : Firman Allah surat Al-Hadid : 16, berbunyi : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Iqtidha hal. 43 : Firman Allah “Janganlah mereka
seperti…” merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan
khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat kemaksiatan.

8. Bukan Pakaian Untuk Mencari Popularitas (Pakaian Kebesaran) 

Berdasarkan hadits Ibnu Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengenakan pakaian
(libas) syuhrah di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian
membakarnyadengan api neraka.” (Abu Daud II/172; Ibnu Majah II/278-279). Libas Syuhrah adalah
setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakain tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan
perhiasannya,maupun pakaian yang bernilai rendah, yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya (Asy- Syaukani dalam Nailul Authar II/94).

Ibnul Atsir berkata : “Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu.Maksud dari Libas Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang mengangkat pandangannya mereka kepadanya. Ia berbangga terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong.”